Rabu, 22 Januari 2025

TENTANG AGAMA

 Agama yang di akui dunia ada 6 antara lain adalah :



Islam 
Kristen
Katolik
Hindu
Budha
Konghucu



A. Pendahuluan Budaya religius merupakan salah satu metode pendidikan nilai yang komprehensif karena dalam perwujudannya terdapat inkulnasi nilai, pemberian teladan, dan penyiapan generasi muda agar dapat mandiri dengan mengajarkan dan memfasilitasi pembuatan-pembuatan keputusan moral secara bertanggung jawab dan keterampilan hidup yang lain.Maka dari itu, dapat dikatakan mewujudkan budaya religius di sekolah merupakan salah satu upaya untuk menginternalisasikan nilai keagamaan ke dalam diri peserta didik. Selain itu, hal itu menunukkan fungsi sekolah, sebagaimana diungkapkan Abdul Latif.



B. Pembahasan 1. Agama dan Budaya Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia. 



2. Interpretasi Agama dalam Budaya Interpretasi tentang agama dan budaya tidak hanya sekedar meilhat defenisi agama dan budaya, bila hal tersebut terjadi adalah hal yang salah karena pemaknaan agama dan budaya dilihat dari sudut pandang pemahaman keilmuan tentang agama dan budaya itu sendiri dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai hal yang terkadang parsialitik atau integralistik. Pemahaman bahwa Agama Islam disebut Din dan Al-Din , sebagai lembaga Ilahi untuk memimpin manusia untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat adalah hal yang benar tetapi harus dihidupkan dalam kegiatan kehidupan sehari-hari. Secara fenomenologis. Agama Islam dapat dipandang ini membuat agama berkonotasi kata benda sebab agama dipandang sebagai himpunan doktrin



3. Budaya Agama (Menghidupkan Integralisk: sekolah/madrasah) Lingkungan dan iklim keagamaan di lingkungan madrasah dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Dirjen Binbagais Depag RI menjelskan bahwa iklim keagamaan sebagai ciri khas pendidikan dasar dan menengah saat di wujudkan dengan cara. Menciptakan uasana kehidupan madrasah yang agamis, Adanya sarana ibadah, Penggunaan metode pendekatan yang agamis dalam penyajian bahan pelajaran bagi setiap mata pelajaran yang memungkinkan, Kualifiksi guru, yaitu guru harus beragama Islam dan beraklah mulia



Faktor-faktor yang mendukung dalam membentuk budaya organisasi yang Islami menurut Hasan antara lain sebagai berikut:
 a) Organisasi Diperlukan suatu struktur organisasi yang mampu menamin penerapan budaya yang Islami di dalam organisasi yang terdiri atas sebagai berikut. Pertama, penanggung jawab program. Kedua, sebagai tim pengarah yang terdiri atas pimpinan lapisan kedua atau sesuai dengan kondisi. Ketiga, tim fasilitator yang terdiri atas unsur pimpinan atau orang lain yang mampu dan berminat besar untuk melakukan tugas tersebut. Keempat, kelompok budaya yang terdiri dari atas karyawan langsung terkait dalam status pekerjaan dalam arti bisa satu jenis pekerjaan dalam arti bisa satu enis pekerjaan dalam arti bisa satu jenis pekerjaan, satu naungan koordinasi, dan sebagainya
b) Komitmen pimpinan tertinggi Salah satu kunci keberhasilan dari program ialah adanya komitmen langsung dari pimpinan puncak yang diimplementasikan baik melalui sikap dan perilaku sehari-hari. Pimpinan herus memberikan contoh dan suri teladan kepada bawahannya dan berupaya terus-menerus untuk menjadikannya sebagai upaya pembentukan budaya yang baik.
 c) Komunikasi Dalam melaksankan program ini, keterampilan komunikasi merupakan faktor penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif agar nilainilai luhur dapat teraktualisasi dalam sikap dan perilaku organisasi. Keberhasilan proses berdasarkan pada tingkat interaksi individu yang terkait sehingga tempat tingkat kepercayaan, semakin baik kualitas kepercayaannya, semakin baik kualitas kera samanya. Kondisi semacam ini harus semakin dapat terwujud agar tingkat sinergi bisa tercapai sehingga hasil (out put) program menjadi emakin berkualitas. 
d) Motivasi Motivasi merupakan salah satu komponen penting dalam meraih kesuksesan suatu proses kerja karena memilki unsur pendorong untuk melakukan pekerjaannya sendiri maupun kelompok. Suatu dorongan dapat berasal dari dalam diri sendiri, yaitu berupa kesadaran diri untuk bekerja lebih baik atau memberikan yang terbaik bagi kelompok dengan berbagai macam alasan yang baik dan luhur. Akan tetapi, tidak semua orang mempunyai dorongan yang positif dengan mudah. Ada kalanya mereka membutuhkan orang lain yang berperan sebagai motivator.
e) Lingkungan kerja Lingkungan kera kondusif dapat mendukung terciptanya budaya organisasi yang baik, seperti tantangan, keterlibatan, kesungguhan, kebebasan mengambil keputusan, tersedinya waktu untuk ide-ide baru, tinggi rendahnya tingkat konflik, keterlibatan dalam tukar pendapat, suasana yang santai, tingkat saling percaya, dan keterbukaan. Dengan dimensi lingkungan kera seperti tersebut, akan memberi peluang semua unsur manajemen dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Konflik yang terjadi di lingkungan kerja kerap kali berpengaruh besar terhadap kinerja  



Isra mi'raj

  A. Pengertian Isra Mi'raj

Melansir NU Online, kata Isra' menurut bahasa berarti perjalanan di malam hari (al-Munawwir: 1984: 671). Sementara kata Mi'raj berarti tangga untuk naik ke atas (al-Munawwir: 1984: 981).


Sehingga pengertian Isra yang dimaksudkan adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa. Sementara pengertian Mi'raj adalah perjalanan beliau dari Masjid al-Aqsa ke Sidrah al-Muntaha.


Sidrah al-Muntaha adalah tempat di langit yang bersifat ghaib, tidak mungkin dijangkau oleh panca indera manusia, bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran.


B. Hikmah Isra Mi'raj

Segala sesuatu yang dikehendaki oleh Allah SWT pasti menyimpan hikmah di baliknya. Termasuk peristiwa agung Isra Mi'raj.


Berikut adalah delapan hikmah di balik peristiwa Isra Mi'raj dikutip dari NU Online:


1. Tingginya Derajat Kehambaan

Hikmah pertama adalah tingginya derajat kehambaan. Dalam surat Al-Isra' ayat satu yang mengisahkan peristiwa Isra' Mi'raj, kata yang digunakan untuk menyebut Nabi Muhammad SAW adalah 'abdun' yang berarti hamba. Ini menunjukkan hamba yang benar-benar bertakwa kepada Allah mendapat derajat begitu luhur di sisi-Nya.


Penyebutan kata 'abdun' yang ditunjukkan untuk Nabi Muhammad tidak hanya terdapat dalam surat Al-Isra' saja, melainkan juga terdapat dalam surat lain seperti Al-Baqarah ayat 23 dan Al-Jin ayat 19.


2. Pembekalan Dakwah yang Tangguh

Hikmah peristiwa Isra Mi'raj yang kedua adalah pembekalan dakwah yang tangguh. Sebelum peristiwa Isra Mi'raj, Nabi Muhammad SAW menjalani hari-hari penuh duka.


Orang-orang yang Nabi cintai dan mendukung misi dakwahnya sepenuh hati yakni pamannya abu Thalib dan sang istri tercinta Siti Khodijah meninggal dunia. Sepeninggalan mereka penindasan kaum Quraisy semakin hebat.


Bahkan Nabi pun harus menghadapi penolakan di Thaif. Ujian bertubi-tubi yang Allah berikan ini agar Nabi benar-benar tangguh dalam berdakwah.


3. Menyampaikan Kebenaran Meskipun Pahit

Begitu pagi setelah malam Isra' Mi'raj, Nabi mengabarkan apa yang baru dialaminya ke penduduk Makkah. Praktis, banyak orang yang tidak percaya dengan kabar 'tidak masuk akal' tersebut.


Peristiwa ini menunjukkan bahwa kebenaran harus tetap disampaikan, meskipun banyak mendapat penolakan.


4. Syariat Nabi Muhammad Menghapus Syariat Nabi-nabi Terdahulu

Hikmah dari peristiwa Isra Mi'raj selanjutnya adalah syariat Nabi Muhammad menghapus syariat nabi-nabi terdahulu. Saat peristiwa Isra' Mi'raj, Rasulullah saw menjadi imam shalat bagi nabi-nabi terdahulu.


Ini bukti bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW. Sekaligus menjadi isyarat bahwa syariatnya telah menghapus syariat nabi-nabi sebelumnya.


5. Keistimewaan Masjidil Aqsha

Keistimewaan Masjidil Aqsha bagi umat muslim tergambar dalam peristiwa agung ini. Dalam perjalanan Isra', masjid yang berada di Palestina itu menjadi tempat tujuan Nabi, sebelum akhirnya bertolak ke Sidratul Muntaha.


Hal tersebut merupakan indikasi betapa mulianya masjid tersebut. Bahkan masjid ini pernah menjadi kiblat shalat sebelum akhirnya berganti Ka'bah. Pahala shalat Baitul Maqdis (Masjid al-Aqsha) juga 500 kali lipat dibanding masjid biasa.


6. Islam Merupakan Agama yang Suci

Ketika Nabi Muhammad SAW diberi pilihan antara air susu dan khamr saat Mi'raj, Nabi lebih memilih susu. Kemudian Malaikat Jibril as berkata, "Engkau telah diberi hadiah kesucian."


Hal tersebut sebagai isyarat bahwa Islam adalah agama suci (fitrah).


7. Pentingnya Shalat

Malam Isra' Mi'raj merupakan waktu disyariatkannya shalat lima waktu secara langsung, tanpa melalui perantara Malaikat Jibril sebagaimana syariat-syariat lainnya. Ini menunjukkan betapa shalat memiliki kedudukan sangat penting bagi umat Islam.


8. Memantapkan Nabi Muhammad SAW

Sebelum Mi'raj, Rasulullah hanya mendengar info terkait surga, neraka, dan hal-hal gaib lainnya melalui wahyu. Ini namanya 'ilmul yaqin, Nabi mengimaninya tapi belum melihat langsung.


Ketika Mi'raj, Rasulullah SAW melihatnya secara langsung. Hal ini disebut 'ainul yaqin, yakni ketika seseorang sudah sampai pada 'ainul yaqin, maka kemantapan atas apa yang diyakininya semakin kuat.

Cara mendidik anak dalam Islam

 






Mendidik anak secara Islami sedini mungkin tidak hanya membuat anak menjadi orang beragama namun juga dapat membentuk karakter dan akhlak yang mulia. Bahkan, didikan Islami ini dapat menjadi salah satu bekal bagi anak untuk ke akhirat nantinya. Berikut sejumlah caranya sesuai dengan Al-Qura’n dan Hadist:


1. Memperdengarkan Al-Qur’an
Waktu terbaik untuk mulai memperkenalkan dan memperdengarkan sang anak dengan Alquran bukanlah saat sudah baligh atau setelah bisa membaca dan menulis. Namun, mulailah sejak si kecil berada di dalam kandungan. 

Sang ibu atau ayah dapat secara rutin mengaji atau memutar ayat-ayat Alquran. Selain membuat si kecil terbiasa dengan firman-firman Allah, konon memperbanyak mengaji juga dapat memberi rasa tenang dan insya Allah mendatangkan keberkahan.

2. Ajarkan Dasar-dasar Agama
Setiap orang tua Muslim wajib memberikan dasar-dasar agama kepada anak sejak kecil. Adanya didikan ini akan menumbuhkan iman pada anak sehingga nantinya dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat iman atau tidak mudah goyah. 

Beberapa contoh dasar-dasar agama adalah mengajarkan anak membaca basmalah setiap kali akan makan, baca doa sebelum keluar rumah, membiasakan salam, mengenalkan bacaan-bacaan solat, dan sebagainya.

3. Ajarkan Tauhid
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, “hai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya kesyirikan merupakan kezaliman yang besar (QS. Al-Luqman: 13).

Tauhid adalah ilmu yang menyatakan tentang keesaan Allah. Ilmu ini perlu diajarkan sejak usia dini agar bisa menjadi pondasi dari keimanan sang anak. 

4. Tutur Kata Lembut
Mendidik anak dalam Islam jangan sebatas teori namun juga harus dibarengi dengan praktik langsung dari kedua orang tua. Maka, jadilah orang tua yang selalu bertutur kata lembut, bijaksana, dan memberi pengajaran dengan kasih sayang. 

5. Beri Nama yang Baik
Sebagian orang tua di luar sana ada yang dengan sengaja memberi nama unik atau ‘nyeleneh’ kepada anak agar menjadi viral. Padahal dalam Islam, salah satu kewajiban orang tua sekaligus hak anak adalah mendapat nama panggilan yang baik. 

Sebab, Islam meyakini bahwa nama merupakan doa, sehingga harus mengandung arti yang baik. Beberapa contoh nama yang baik dalam Islam adalah Muhammad, Aisyah, Ahmad (terpuji), Akram (mulia), Ali (pangeran), dan Adnan (tenang).

6. Bacakan Kisah-kisah Nabi
Menurut ilmu parenting, kebiasaan membacakan buku cerita kepada anak terutama sebelum tidur akan berdampak bagus untuk otak dan mempercepat anak untuk bisa bicara. 

Selain buku bacaan umum, buku kisah-kisah nabi juga dapat menjadi pilihan. Jadi sejak kecil, anak sudah memiliki wawasan tentang nabi-nabi dan dapat dijadikan suri teladan.

7. Ajarkan Adab
Salah satu anjuran mendidik anak dalam Islam menurut Rasulullah adalah mengajarkan adab yang baik. Jika dalam Islam, adab bukan hanya sikap kepada sesama manusia namun juga kepada diri sendiri saat sedang melakukan sesuatu. Contohnya ada banyak dan berikut beberapa di antaranya:

Saat minum harus sambil duduk, tidak boleh berdiri.
Makan dan minum dengan tangan kanan.
Ucap doa sebelum dan setelah makan / minum.
Tidak boleh mencela makanan, meskipun rasanya kurang enak atau tidak sesuai selera. Jika memang tidak suka, sebaiknya tinggalkan namun tanpa mencela.
Jangan masuk rumah orang lain sebelum diberi izin, meskipun rumah saudara atau teman dekat sekalipun.
Buang hajat harus di tempat tertutup dan baca doa sebelum masuk ke toilet, namun setelah di dalam tidak boleh membaca ayat Al-Quran.
Saling menyapa dan mengucap salam saat bertemu dengan sesama Muslim.
Jika mendapat undangan, maka usahakan untuk datang.
Menjenguk orang sakit.
Jika sudah baligh, tidak boleh tidur malam sebelum solat isya’, dan disarankan untuk berwudhu sebelum tidur. 
Baca doa sebelum dan saat bangun tidur.
8. Ajarkan Sedekah
Mendidik anak dalam Islam lainnya adalah tentang sedekah. Jika ingin memiliki anak yang suka berbagi kepada sesama, maka ajarkan sedekah sejak dini. Tidak harus berupa hal besar, namun bisa dimulai dengan sesuatu yang kecil.

9. Ajarkan Sikap Sederhana
Salah satu sikap Rasul yang dapat menjadi teladan bagi si kecil adalah hidup sederhana. Meskipun Nabi Muhammad SAW merupakan kekasih Allah yang sudah dijamin masuk surga, namun Rasul tidak pernah tinggi hati atau angkuh kepada sesama. 

Bahkan beliau merupakan pemimpin umat Muslim yang sangat sabar dan low profile. Ajarkan anak untuk hidup sederhana, tidak suka memamerkan harta, tidak membeli apapun secara berlebihan, dan ajarkan rasa syukur. 

Sebanyak apapun harta jika di hati tidak ada rasa syukur, maka akan terus merasa kurang. Jangan sampai saat sudah dewasa nanti, sang anak tumbuh menjadi sosok yang gengsi dan selalu ingin memiliki barang-barang mewah yang mungkin saja menjerumuskannya pada hutang yang mengandung riba.

10. Beritahu Perbedaan Gender
Banyak orang tua yang mengabaikan didikan ini padahal sebenarnya sangat penting. Orang tua harus mengajarkan perbedaan anak laki-laki dan perempuan serta batasan apa saja yang perlu ada di antara keduanya. Misalnya, anak laki-laki tidak boleh mandi bersama anak perempuan meskipun belum baligh.

11. Perhatikan Teman-teman Anak
Sosialisasi akan menjadi salah satu hal yang tidak dapat terhindarkan sebagai makhluk hidup. Namun, ajarkan anak untuk tidak sembarangan berteman. Pastikan bahwa lingkungan pertemanan si kecil memang baik / positif.

Toleransi dalam islam

  Dalam agama Islam itu sendiri, toleransi disebut dengan tasamuh. Tasamuh atau tasahul memiliki arti kemudahan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa agama Islam memberikan kemudahan bagi siapapun untuk menjalankan apa yang telah diyakini sesuai dengan ajaran masing-masing tanpa adanya tekanan atau tidak mengusik kepercayaan yang telah dijalani orang lain.




Bentuk toleransi dalam islam




1. Berbuat adil pada siapapun


Ibnu Katsir Rahimullah pernah berkata mengenai hukum meremehkan atau merendahkan umat non muslim, Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik kepada non muslim yang tidak memerangi kalian seperti halnya melakukan perbuatan baik kepada wanita serta orang-orang yang lemah di antara mereka. Oleh karena itu hendaklah berbuat baik dan berlaku adil karena sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat adil.




2. Menghormati prinsip agama masing-masing


Dalam surah Al Kafirun yang memiliki arti “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku”, kita dapat mengambil kesimpulan jika Islam selalu mengajarkan kita untuk bertoleransi pada setiap agama apapun.




3. Toleransi dalam perdagangan dan peradilan


Dalam masalah perdagangan dan peradilan, Islam juga mengajar tentang sikap toleransi terutama dalam transaksi jual dan beli. Sebagai umat Islam kita diajarkan untuk menakar ataupun menimbang secara jujur agar tidak merugikan orang lain demi mendapatkan keuntungan pribadi.




4. Toleransi dalam utang piutang


Untuk urusan utang piutang, Islam juga memiliki ketetapan-ketetapannya sendiri yang telah ditentukan. Dalam surah Al Baqarah ayat 280 yang memiliki arti “Dan jika orang yang berutang tersebut sedang dalam kesukaran maka berikanlah masa tangguh hingga ia berkelapangan.




5. Toleransi dalam ilmu


Tidak bisa dipungkiri jika ilmu memiliki kedudukan yang tinggi di dalam agama Islam. Orang-orang yang berilmu juga telah dijamin kedudukannya oleh Allah SWT. Begitu halnya dalam hal mengabdikan ilmu atau membagikan ilmu kepada sesama manusia




6. Toleransi dalam harga diri


Pada dasarnya, setiap orang memiliki harga diri yang wajib dijaganya. Sayangnya, di tengah kehidupan bermasyarakat hari ini, masih banyak orang yang gemar menjatuhkan atau melecehkan kehormatan seseorang.


Tentu perilaku seperti ini hanya akan membuat malu orang yang bersangkutan tersebut. Terkadang, seseorang yang dilecehkan harga dirinya akan langsung meresponnya dengan bentuk emosional terhadap pelaku yang merendahkan harga dirinya.

Tata cara makan Dan minum

















Ajaran Islam tidak hanya mengatur soal ibadah, tetapi menjadi pedoman dalam kehidupan manusia. Aktivitas makan dan minum pun turut diatur dalam Islam sebagai adab yang perlu dijalankan seorang muslim.
Makan dan minum dalam Islam tidak hanya dipandang sebagai kebutuhan untuk hidup, tetapi juga menjadi rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt. Oleh karena itu, makan dan minum sesuai adab dan ajaran Islam yang dicontohkan melalui Nabi Muhammad SAW tidak hanya memberi manfaat, tetapi juga memberi pahala bagi muslim.

Apa Saja Adab Makan dan Minum dalam Islam?
1. Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah Makan
Dari segi kesehatan, mencuci tangan sebelum makan menjadi suatu kewajiban demi menjaga kebersihan dan terhindar dari penyakit. Hal ini, juga telah dianjurkan Rasulullah kepada umat Islam yang hendak makan, sesuai dengan sabdanya:

"Telah bercerita kepada kami Affan, telah bercerita kepada kami Qais bin Ar Rabi', telah bercerita kepada kami Abu Hasyim, dari Zadzan, dari Salman al-Farisi berkata: 'Aku membaca dalam Taurat: Berkah makanan adalah berwudhu selepasnya, lalu aku menyebutkan hal itu kepada Rasulullah SAW dan aku memberitahukan apa yang aku baca kepada beliau, beliau bersabda: 'Berkah makanan adalah dengan berwudhu sebelum dan sesudahnya''." (Sunan Abu Daud h.257)

2. Membaca Bismillah/Doa Sebelum Makan dan Minum
Bacaan bismillah menjadi hal yang wajib dibaca sebelum muslim mengerjakan sesuatu, termasuk makan dan minum. Jika lupa membaca di awal, seorang muslim tetap harus membacanya ketika teringat dengan mengucap "Bismillah awwalahu wa akhirahu".

"Apabila salah seorang kalian makan suatu makanan, maka hendaklah dia mengucapkan bismillah (dengan nama Allah), dan bila dia lupa di awalnya hendaklah dia mengucapkan 'Bismillah fii awwalihi wa akhirihi' (dengan nama Allah di awal dan di akhirnya)" (HR. Ahmad, al Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

3. Makan dan Minum Menggunakan Tangan Kanan
Rasulullah mewajibkan muslim untuk makan dan minum menggunakan tangan kanan. Beliau melarang makan dengan tangan kiri, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Muslim dan Tirmidzi:

Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah di antara kalian ada yang makan dengan tangan kirinya dan jangan pula minum dengan tangan kirinya. Karena setan makan dengan tangan kirinya, dan minum dengan tangan kirinya." (HR Muslim & Tirmidzi, dari Ibnu Umar).

4. Mengambil Makanan yang Terdekat
Rasulullah menganjurkan muslim untuk makan dari pinggir atau makanan yang berada di dekatnya demi menjaga kesopanan. Meski demikian, seorang muslim boleh mengambil makanan yang ada di depan orang lain jika memang menu di dekatnya kurang disukai, asalkan dengan cara yang baik.

Dari Umar bin Abi Salam berkata: "Ketika aku masih kecil aku berada di bawah pengasuhan Rasulullah SAW dan tanganku pernah bergerak (ke sana ke mari) di dalam piring besar, maka Rasulullah SAW berkata kepadaku, 'Wahai anak bacalah basmalah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat denganmu.' Maka selanjutnya cara makanku seperti itu." (Al-Bukhari dalam kitab al-ath'imah, bab tasmiyah 'ala 'al-tha'am wa akli 'ala al-yamin, hadis no. 4957).

5. Disunnahkan Makan dengan Tiga Jari
Disebutkan dalam hadits bahwa makan dengan tiga jari merupakan sunah yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Namun, apabila tidak memungkinkan menggunakan tiga jari, Al-Nawawi menyebut boleh menggunakan empat hingga lima jari.

"Dan di antara pelajaran hadit adalah disunnahkan makan dengan tiga jari, dan janganlah seseorang menggunakan jari yang keempat dan kelima, kecuali karena suatu 'udzur (alasan yang membolehkan), seperti jika makanannya berupa kuah atau selainnya yang tidak mungkin memakannya dengan tiga jari, dan alasan-alasan lainnya." (An-Nawawi dalam Syarkh Muslim).

6. Tidak Makan Sambil Berdiri
Nabi Muhammad menganjurkan umat Islam untuk makan dan minum dengan posisi duduk tegak. Beliau melarang makan dan minum sambil berdiri.

"Dari Abu Said bahwa Nabi SAW melarang minum sambil berdiri," (HR Ahmad dan Muslim).

7. Tidak Meniup Makanan atau Minuman
Secara keilmuan, makanan dan minuman yang ditiup tidak baik untuk kesehatan karena tercampur zat yang keluar dari mulut. Hal itu juga telah dilarang Nabi Muhammad dan menganjurkan untuk menunggu suhu makanan menjadi hangat atau dingin.

"Dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW melarang pengembusan nafas dan peniupan (makanan atau minuman) pada bejana." (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

8. Tidak Mencela Makanan
Jika seseorang tidak menyukai makanan, maka Rasulullah menganjurkan untuk meninggalkan makanan itu tanpa mencelanya. Hal ini, demi menghargai orang yang telah memasak makanan tersebut.

"Nabi SAW tidak pernah mencela makanan sekalipun. Apabila beliau berselera (suka), beliau memakannya. Apabila beliau tidak suka, beliau pun meninggalkannya (tidak memakannya)." (HR. Bukhari no 5409 dan Muslim no 2064).

9. Tidak Makan Berlebihan atau Terlalu Kenyang
Islam melarang segala hal yang sifatnya berlebihan karena tidak baik. Begitu juga Rasulullah melarang makan secara berlebihan hingga terlalu kenyang.

Dari Miqdam bin Ma'diy Karb berkata aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah seseorang mengisi perutnya sehingga bagaikan bejana (mengisi) kejahatan (penyakit) dengan menadahkan beberapa suap yang dapat meluruskan tulang sulbinya. Jika ia tidak berbuat demikian, maka sepertiganya untuk makanannya, sepertiganya untuk minumannya, dan sepertiganya untuk bernafas." (Ibnu Majah no. 3340).

10. Disunnahkan Menjilati Jari Setelah Makan
Rasulullah menganjurkan membersihkan jari dengan menjilati setelah selesai makan. Hal ini, dianjurkan demi mencari keberkahan yang bisa saja berada dari sisa-sisa makanan yang menempel di jari.

Berbicara kepada kami Annufailiyyu, berbicara kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Hisyam bin Urwah, dari Abdurrahman bin sa'din, dari Ibnu Ka'ab bin Malik, dari Ayahnya, "bahwasannya Rasulullah SAW makan dengan tiga jari dan tidak mengelap tangannya sehingga dia menjilatinya" (Sunan Abu Daud, Bab Ath 'Imah, hlm 691, no hadits 52).

11. Membaca Doa Setelah Makan dan Minum
Membaca doa menjadi bentuk syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Saat selesai makan dan minum, doa juga harus diucapkan seorang muslim sesuai sabda Nabi Muhammad SAW.

Rabu, 15 Januari 2025

FOTO PROFILE